Pada umumnya, pengantin baru menganggap Malam Pertama (MP) adalah saat yang mendebarkan. Bagi sebahagian orang, penyebab jantung berdebar kencang ini karena MP dianggap sebagai saat-saat yang menakutkan. Namun sebaliknya, sebahagian yang lain justeru berdebar karena merasa akan memiliki pengalaman indah seperti yang pernah ia lihat atau baca di novel, buku, atau filem.
Padahal, tak jarang anggapan tentang MP yang dimiliki calon pengantin yang tergolong dalam golongan keliru, sehingga berlakunya mitos-mitos di kalangan masyarakat. Berikut ini adalah Mitos yang sering berlaku:
1. Mitos: Selalu menyakitkan.
Pemikiran ini biasanya menghantui kaum perempuan. Biasanya ini terjadi karena ia sudah lebih dulu khuatir vaginanya tidak mampu menampung penis yang besar akibat ereksi.
Fakta: Ini anggapan yang salah!
Sebab, hubungan seks yang pertama kali dilakukan tak selalu menimbulkan rasa sakit, bila yang bersangkutan sudah mempelajari seksualiti pasangan sebelum berhubungan seks. Rasa sakit yang dialami, biasanya terjadi karena respon seksual belum terjadi secara sempurna padanya. Vagina masih terlalu baru, sehingga belum siap menerima tekanan daripada penetrasi.
Ketika ada rangsangan, respon seksual akan muncul berupa ereksi pada lelaki, dan pada perempuan terjadi perlendiran serta pengembangan vagina. Bila vagina belum mengembang tapi sudah dipenetrasi, akan timbul rasa sakit pada perempuan. Inilah yang menimbulkan rasa trauma. Selain itu, pemaksaan seperti ini boleh membuat mulut rahim pecah.
2. Mitos: Penentu keberhasilan.
MP sering dianggap sebagai penentu keberhasilan dalam berhubungan seks selanjutnya. Ketika timbul kekecewaan, misalnya karena adanya pengalaman buruk saat MP, biasanya memang memengaruhi perasaan saat hubungan seks berikutnya.
Pengalaman buruk ini antara lain, Ejakulasi Dini (ED) atau sakit yang dialami perempuan saat penetrasi. Boleh jadi, pengalaman ini akan kembali terbayang saat berhubungan seks berikutnya, begitulah halnya pula bila ternyata hubungan seks pertama itu berjalan menyenangkan.
Fakta: MP bukanlah penentu keberhasilan dalam hubungan seks selanjutnya.
3. Mitos: ED selalu terjadi saat MP.
Fakta: ED tidak selalu terjadi saat MP.
Menurut Nugroho, ED terjadi akibat gairah yang terlalu tinggi dan foreplay yang kurang. Padahal sebenarnya, gairah ini boleh dikawal. Bila pengetahuan seksual yang dimiliki suami tidak memadai, ED boleh saja terjadi. Ini biasa terjadi, dan bukan pertanda buruk.
4. Mitos: Sehebat adegan filem biru.
Filem biru memang banyak yang memberikan kesan berhubungan seks yang indah, hebat, boleh penetrasi dengan foreplay singkat, atau bahkan tanpa foreplay, dan boleh juga penetrasi dalam waktu lama.
Fakta: Pada kenyataannya, tidak selalu sehebat seperti adegan filem biru.
Belajar seks dari filem biru adalah tidak digalakkan, kerana adegan yang tampak di sana tidak realiti. Itu bukan pembelajaran seks yang baik. Sebab, masing-masing pihak memerlukan ketenangan, belaian yang tidak terburu-buru, dan penyelesaian psikologi yang baik.
Apalagi, perempuan yang penuh dengan perasaan. Ada kalanya, sebelum berhubungan, sebahagian perempuan ingin berbual dulu atau dibelai untuk merangsang dirinya. Perlu diketahui, respon seksual yang baik pada wanita harus lengkap, dan ini memerlukan waktu lama, iaitu sekitar 30 menit.
5. Mitos: Seks di fielm biru adalah ideal.
Fakta: tanggapan ini boleh merosakkan
Sebab, adegan yang dilakukan di filem biru kebanyakan hanya rekaan saja. Apalagi, bila suami menganggap ukuran penis yang ideal adalah yang besar seperti yang di filem biru. Kebanyakan, filem biru dilakukan oleh orang-orang Barat yang bertubuh tinggi besar, sehingga ukuran penisnya pun lebih besar, dibanding orang Asia yang memiliki ukuran tubuh lebih kecil.
Sebaiknya, sebelum menonton film biru, sebaiknya pasangan pengantin baru sudah memiliki pengetahuan yang cukup mengenai seks. Sehingga, mereka bisa lebih bijak dalam menyikapi adegan yang disuguhkan, dan kemudian bisa memilah hal-hal yang baik.
6. Mitos: Penis besar, isteri puas.
Tak sedikit suami yang merasa khawatir tidak bisa memuaskan istrinya karena memiliki penis yang kecil. Ia pun lalu menganggap, istrinya baru akan puas jika penis pasangannya berukuran besar.
Fakta: Bukan ukuran besar kecilnya penis yang boleh memuaskan pasangan.
Melainkan, kekerasan penis itu sendiri. Bila penis besar tetapi tidak bisa melakukan hubungan seks dengan baik, bukan tak mungkin justeru ED terjadi.
7. Mitos: Selalu nikmat.
Sebelum menikah, banyak orang menganggap seks sebagai sesuatu yang nikmat, sehingga membayangkan MP pasti akan dilalui dengan indah dan nikmat bersama pasangan.
Fakta: Sebenarnya, tak sedikit pula yang kecewa.
Sebab, ternyata keindahan yang dibayangkannya tidak terjadi di malam pertamanya. Penyebabnya, karena pasangan pengantin baru tidak memahami seksualiti secara benar.
Padahal, jika mengetahuinya, seks pasti akan terasa nikmat. Namun sayangnya, masyarakat Asia tergolong malas belajar secara otodidak, termasuk untuk hal yang satu ini. Oleh karena tidak menikmati itulah, banyak pasangan yang kekerapan berhubungan intimnya makin lama makin berkurang.
Apatah lagi, bila suaminya egois kerana hanya memikirkan kenikmatannya sendiri, tidak peduli perasaan perempuan. Sedangkan isteri, kerana merasa sakit tiap kali penetrasi, sering mencari alasan agar tidak perlu melayan suaminya.
8. Mitos: Darah perawan.
Ertinya, isteri dianggap masih perawan bila saat berhubungan seks pertama kali, mengeluarkan darah dari vagina. Namun, bila tidak mengeluarkan darah, dianggap sudah tidak dara atau pernah melakukan hubungan seks sebelumnya.
Fakta : Mitos ini sangat menyesatkan!
Anggapan ini membuat banyak isteri khuatir bila tidak mengeluarkan darah saat MP, dan boleh menimbulkan kecurigaan pada suaminya.
9. Mitos: Tak puas = gagal.
Fakta: Idealnya, saat berhubungan seks kedua belah pihak boleh menikmati dirinya dan pasangannya.
Namun, pada kenyataannya, saat melakukan MP pengantin baru justeru lebih banyak yang gagal melakukannya. Mereka tidak terus berjaya melakukan hubungan seks akibat pengetahuan seksualiti yang minimum.
Umumnya, mereka menikmati hubungan seks yang baik justru setelah berhari-hari mencuba, iaitu setelah 10-14 hari menikah. Sebetulnya, hal ini tidak boleh terjadi. Tetapi, karena orang Asia jarang yang mahu belajar soal seksualiti, sehingga situasi seperti ini akhirnya dianggap memang patut sahaja terjadi.
10. Mitos: Dara pecah di saat malam pertama
Fakta: Ini anggapan yang salah dan tidak saling berhubungan.
Belum tentu selaput dara boleh koyak di saat MP.
11. Mitos: Harus minum ubat kuat.
Fakta: Anggapan yang salah!
Ubat-Ubat yang menyokong kegiatan seksual tidak digalakkan juntuk digunakan. Jika saat MP, untuk pertama kalinya pasangan pengantin baru melakukan hubungan seks, suami sudah menggunakan ubat ini, boleh jadi secara psikologi suami merasa tidak bersedia, atau tidak mampu melakukannya.